![]() |
Pintu Beton Tambang Emas Pongkor |
Tamansari (KabupatenBogor) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) - BUMN ini memiliki Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor. Di tempat ini Anda dapat melihat proses penambangan emas yang harus melalui serangkaian proses pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan penimbunan kembali. Pertama kali dieksploitasi pada tahun 1974.
Untuk mendapatkan emas dari urat-uratnya, Antam membangun terowongan utama dengan diameter 3,3 meter, dan tinggi 3 meter. Panjangnya terowongan ini, jika terus diikuti, maka akan tembus ke Gunung Pongkor yang berjarak + 4 kilometer. Pintu dari portal beton adalah satu-satunya tempat keluar masuk lokasi penambangan.
Dalam terowongan ini, terdapat 4 lubang besar sebagai ventilasi, sehingga orang dapat bertahan tinggal selama dua hari dalam terowongan tanpa harus kehabisan udara bersih.
Jika ingin menelusuri atau masuk terowongan emas, semua peraturan penambangan harus dipatuhi, mulai dari kartu asuransi, memakai sepatu bot, berbaju wearpack, hingga berhelm yang dilengkapi senter di atasnya serta tidak lupa, masker harus dikenakan.
Lokasi: Sorongan, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung
Koordinat : 6 39' 44" S, 106 35' 6" E
Arah: 54 kilimeter dari kota Bogor
Informasi Lebih Lanjut: Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Bogor
Jl. Segar III Kav. V Komplek Perkantoran Pemda Cibinong Bogor
Sumber : dari berbagai sumber
Foto : Istimewa
Rumpin (d'MonitorBogor) - Sepakbor (Scootris Perbatasan Bogor) sebuah komunitas atau club motor yang khususnya pengguna motor Vespa, yang terdiri dari aliran orisinil hingga aliran modif.
Spakbor diketuai oleh Muhamad Sayrul alias Jablay dari Kecamatan Rumpin, yang aktif mengarahkan teman-temannya pada kegiatan-kegiatan yang positif. Dirinyapun pandai memodifikasi Vespa, sehingga komunitas ini sangat dinamis dari hari ke hari.
Dalam waktu senggang mereka sering mengadakan touring ke berbagai tujuan, untuk melepaskan kepenatan. Seperti orang bilang ada Vespa ada Reggae, itulah lagu-lagu kesehariannya yang mereka dengarkan. Tapi kini ada tren baru di dunia anak-anak Vespa, selain lagu-lagu Reggae, mereka kini juga menggandrungi lagu-lagu Indie, karena menurut mereka Band-band Indie itu, juga bebas seperti mereka.
Tidak percaya mereka penggemar Reggae, ini ada touring mereka yang direkam dalam sebuah video dengan latar musik Reggae,....... Vespa memang Reggae, .... eh juga Indie.... (Agus Pranoto & Sapto Satrio Mulyo)
![]() |
Abet, Ardy Iskandar, Bucek, Nasir (Kebun Teh Cianten Bogor)
|
Rumpin (KabupatenBogor) - SADULUR JARUM CS (JADUL RUMPIN), sesuai nama yang diudungnya, para pemuda/pemudi Rumpin ini membuat komunitas, yang terdiri dari pemilik dan penggemar motor jadul.
Menggunakan motor jadul adalah kesenangan dan tantangan tersendiri, dimana mereka harus meluangkan waktu untukhuntiing sparepart dan asesoris yang ori bagi penggemar motor jadul beraliran orisinal.
Belum lagi saat touring, penggemar motor jadul harus tahu kekuatan motor mereka masing-masing, sehingga disinilah mereka punya ikatan batin yang kuat, karena saat persiapantouring, mereka harus aklamasi jarak tempuh,.
Club Motor Sadulur Jarum CS (Jadul Rumpin) yang dideklarasikan pada tanggal 6 Januari 2019, kini sudah memiliki 30 anggota. Cukup spektakuler, komunitas motor baru ini sudah memiliki anggota yang mumpuni bagi sebuah club motor.
Apalagi mereka terdiri dari pemuda/pemudi yang bekerja, sehingga disamping pekerjaan yang cukup padat, mereka baru bisa menikmati hobinya diwaktu libur, dengan cara touring bersama. (Agus Pranoto & Sapto Satrio Mulyo)
Tanah Impian
09.16
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Rumpin (KabupatenBogor) - Pandi Yusnigar, Aby Sofyan, dan Rusli, adalah sebagian dari "anak milenial" di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor yang sejak.kecil punya hobby bermain musik.
Disela kesibukannya masing-masing, mereka kompak selalu menyempatkab waktu latihab musik bersama, di "Reza Studio". Mereka, seringkali "manggung bersama" dalam berbagai acara.
Dikatakan Pandi Yusnigar, yang akrab dipanggil "Bro Pandi", genre musiknya, Dangdut dan Pop.
Ketika ditanya awak media, apa harapannya bagi kemajuan musik di kalangan milenial Kecamatan Rumpin, dirinya berharap ada pihak pihak yang dapat menjembatani mereka ikut audisi.
Anak muda di Kecamatan Rumpin, banyak yang mempunyai hobby musik. Ada beberapa anak muda, yang punya "bakat terpendam". Seperti Pandi Yusnigar, Aby Sofyan, dan Rusli. Tiga anak muda ini, punya potensi musisi tingkat Nasional. (Agus Pranoto)
Cibinong, (TagarBogor) - Saat Bupati Demang Wartawangsa berusaha untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat, dengan mengedepankan pemanfaatan bidang pertanian. Untuk itu, ia memerintahkan untuk menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar, juga dari Nanggewer sampai ke Kalibaru/Kalimulya.
Awalnya penggalian tersebut rencananya untuk membuat terusan kali di sekitar pusat pemerintahan, tetapi pada tahun 1754 dilanjutkan hingga pusat pemerintahan yang terletak di Tanah Baru, yang kemudian dipindahkan ke Sukahati (Kampung Empang sekarang).
Dari sejarahnya, Kabupaten Bogor adalah salah satu wilayah yang menjadi pusat kerajaan tertua di Indonesia. Catatan Dinasti Sung di Cina dan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, menjelaskan bahwa setidaknya pada paruh awal abad ke 5 M di wilayah ini telah ada sebuah bentuk Pemerintahan.
Dari catatan Dinasti Sung, tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina. Menurut sejarawan Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya ' Dari Holotan ke Jayakarta' menyimpulkan Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun, dan kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Prasasti Ciaruteun adalah bukti sejarah perpindahan kekuasaan, dari kerajaan Aruteun ke kerajaan Tarumanagara dibawah Raja Purnawarman, sekitar paruh waktu akhir sabad ke-5.
Prasasti-prasasti lainnya peninggalan Purnawarman adalah prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak (Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Propinsi Banten).
Abad ke 6 dan ke 7, kerajaan Tarumanagara adalah penguasa tunggal di wilayah Jawa Barat. Setelah Tarumanagara, atau pada abad-abad setelahnya, kerajaan terkenal yang pernah muncul di Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, Galuh, dan Kawali. Semuanya berada di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Dari sejarahnya, Kabupaten Bogor adalah salah satu wilayah yang menjadi pusat kerajaan tertua di Indonesia. Catatan Dinasti Sung di Cina dan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, menjelaskan bahwa setidaknya pada paruh awal abad ke 5 M di wilayah ini telah ada sebuah bentuk Pemerintahan.
Dari catatan Dinasti Sung, tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina. Menurut sejarawan Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya ' Dari Holotan ke Jayakarta' menyimpulkan Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun, dan kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Prasasti Ciaruteun adalah bukti sejarah perpindahan kekuasaan, dari kerajaan Aruteun ke kerajaan Tarumanagara dibawah Raja Purnawarman, sekitar paruh waktu akhir sabad ke-5.
Prasasti-prasasti lainnya peninggalan Purnawarman adalah prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak (Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Propinsi Banten).
Abad ke 6 dan ke 7, kerajaan Tarumanagara adalah penguasa tunggal di wilayah Jawa Barat. Setelah Tarumanagara, atau pada abad-abad setelahnya, kerajaan terkenal yang pernah muncul di Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, Galuh, dan Kawali. Semuanya berada di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Jadi jelas, bahwa perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki kaitan erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Salah satunya dengan Sri Baduga Maharaja yang dikenal sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan ‘ajaran dari Leluhur yang menjunjung tinggi Kesejahteraan Rakyatnya’, dan secara berturut-turut tercatat dalam sejarah, adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yakni :
- Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa dari tahun 358 hingga tahun 669
- Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa dari tahun 516 hingga tahun 852
- Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Berkuasa dari tahun 669 hingga tahun 1333
- Kerajaan Kawali, diperintah oleh 6 orang raja dari tahun 1333 hingga 1482
- Kerajaan Pajajaran, memerintah dari tahun 1482 hingga tahun 1579. Salah satu raja yang terkenal adalah Raja Sri Baduga Maharaja, yang mana upacara pelantikannya terkenal dengan upacara Kuwedabhakti, yang dilangsungkan pada tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.
Tahun 1975, Pemerintah Pusat (melalui Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri, dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Dengan dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian ke beberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang dipilih antara lain : wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah).
Dari penelitian tersebut, memutuskan bahwa yang diajukan ke pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai ibu kota adalah Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Pemerintah Pusat menilai, bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan pusat pemerintahan Kotamadya Bogor, dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kotamadya Bogor.
Kemudian, atas petunjuk pemerintah Pusat agar pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Melalui sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.
Setelah mendapatkan hasil penetapan tersebut di atas, lalu calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat, dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.
Sejak saat itulah, dimulai rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu.
Ada yang menarik dari Sejarah berdirinya Kabupaten Bogor, yakni adanya komitmen Penguasa untuk Mensejahterakan Rakyatnya.
Berangkat dari Pemikiran itulah, maka Sapto Satrio Mulyo mengembangkan Bogor Sehat (Sejahtera Aman Tentram). (IB). Foto : Istimewa
Sejak saat itulah, dimulai rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu.
Ada yang menarik dari Sejarah berdirinya Kabupaten Bogor, yakni adanya komitmen Penguasa untuk Mensejahterakan Rakyatnya.
Berangkat dari Pemikiran itulah, maka Sapto Satrio Mulyo mengembangkan Bogor Sehat (Sejahtera Aman Tentram). (IB). Foto : Istimewa
Ternyata, Kabupaten Bogor adalah salah satu wilayah dari pusat kerajaan tertua di Indonesia. Hal ini terkuak dari catatan Dinasti Sung di Cina (mendiskripsikan bahwa pada tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina), ditambah dengan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, yang menjelaskan pada pertengahan abad ke 5 M di wilayah ini sudah ada sistem pemerintahan.
Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya “Dari Holotan ke Jayakarta” menjelaskan bahwa Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun
Sementara Kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, dimana Prasasti Ciaruteun adalah bukti sejarah perpindahan kekuasaan dari kerajaan Aruteun ke Kerajaan Tarumanagara di bawah Raja Purnawarman, pada akhir abad ke-5.
Prasasti-prasasti lainnya peninggalan Purnawarman yang dapat ditemukan, antara lain; prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak (Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Provinsi Banten), juga sebagai bukti sejarah yang tidak dapat disangkal lagi.
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Salakanegara. Lebih tepatnya berada di daerah Banten dan Bogor, dengan Ibukotanya Sundapura. Pada abad ke 6 dan ke 7 Kerajaan Tarumanagara adalah penguasa tunggal di wilayah Jawa Barat.
Setelah Tarumanagara tidak berkuasa, kerajaan yang pernah ada di Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, Galuh, dan Kawali. Semuanya tak terlepas dari keberadaan wilayah Bogor dan sekitarnya.
Ada berbagai pendapat, pertama, kata Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat kedua menyatakan bahwa kata Bogor berasal dari kata “Bahai” yang berarti Sapi - kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor, juga menurut informasi bahwa Kampung Bogor dulunya terletak di dalam lokasi Kebun Raya Bogor yang mulai dibangun pada tahun 1817.
Pendapat lain menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang memiliki makna Tunggul Pohon Enau (Kawung). Sementara dalam sebuah dokumen tanggal 7 April 1952, tertulis “Hoofd Van de Negorij Bogor” yang
terjemahan bebasnya memiliki arti “Kepala Kampung Bogor”
Cikal bakal masyarakat Kabupaten Bogor, dimulai dari penggabungan sembilan Kelompok Pemukiman oleh Gubernur Jendral Baron Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi satu kesatuan masyarakat yang kemudian berkembang menjadi besar hingga sekarang, atau yang pada akhirnya menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.
Sejarah berdirinya Kabupaten Bogor, ditetapkan tanggal 3 Juni, hal ini diilhami dari tanggal pelantikan Raja Pajajaran “Sri Baduga Maharaja” yang dirayakan pada tanggal 3 Juni 1482 selama sembilan hari yang disebut dengan upacara “Kedabhakti”.
Pada awalnya Pusat Pemerintahan Bogor berada di wilayah Kota Bogor, tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan, dan lalu ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong.
Sumber: dari berbagai sumber - Foto : Istimewa